Desember 19, 2011

Deadly Sniper

Dalam beberapa film , kisah sniper dalam sebuah perang merupakan cerita yang menarik buat saya. Salah satu film tersebut adalah Enemy at The Gates, yang dibintangi oleh Jude Law. Sniper adalah seorang prajurit infanteri yang secara khusus terlatih untuk mempunyai kemampuan membunuh musuh secara tersembunyi dari jarak jauh dengan menggunakan senapan. Istilah ini muncul pada tahun 1770-an, pada prajurit-prajurit Kolonial Inggris di India, dari kata snipe, yaitu sejenis burung yang sangat sulit untuk didekati dan ditembak. Mereka-mereka yang mahir memburu burung ini diberi julukan "sniper". Secara umum, tujuan sniper dalam peperangan adalah mengurangi kemampuan tempur musuh dengan cara membunuh sasaran yang bernilai tinggi, seperti perwira.

Misi sniper biasanya adalah pengintaian dan pengamatan, , membunuh komandan musuh, dan bahkan tugas anti material (penghancuran peralatan militer). Sniper terlatih sebagai ahli stealth dan camouflage, serta telah mendapatkan pelatihan khusus untuk menguasai teknik bersembunyi, keahlian pengintaian dan pengamatan, serta kemampuan infiltrasi garis depan. Dengan kemampuannya tersebut, seorang sniper mampu menghabisi musuhnya secara diam-diam tanpa terdeteksi oleh lawan. 

Berikut ini adalah beberapa sniper favorit saya dalam Perang Dunia ke-II :

1. Vasily Zaytsev
(March 23, 1915 – December 15, 1991)


Vasily Zaytsev adalah seorang sniper Soviet selama Perang Dunia II, terkenal terutama karena aktivitasnya antara November 10 dan 17 Desember 1942 selama Pertempuran Stalingrad. Dia membunuh 225 prajurit dan perwira Wehrmacht dan  tentara Axis lainnya, termasuk 11 penembak jitu musuh. Zaytsev diverifikasi telah membunuh total 242 orang, termasuk satu tembakan terkenal di Sungai Volga, namun jumlah sebenarnya mungkin lebih banyak, beberapa pihak menyatakan lebih dari 500 orang.

Vasily Zaytsev  menjadi terkenal karena partisipasinya dalam Pertempuran Stalingrad.  Rusia menyiapkan pelatihan sekolah penembak jitu di pabrik Metiz, yang dilatih oleh Zaytsev. Penembak jitu yang dilatih Zaytsev dijuluki "zaichata", yang berarti "leverets" (bayi kelinci). Pelatihan itu bertujuan untuk menyebarkan doktrin "sniperisme" dan bertukar pikiran tentang teknik dan prinsip-prinsip yang tidak terbatas pada keterampilan dan keahlian menembak. Diperkirakan bahwa  penembak jitu terlatih Zaytsev telah membunuh lebih dari 3.000 prajurit musuh.

Pada tanggal 22 Februari 1943 Zaytsev dianugerahi gelar Pahlawan Uni Soviet.

Zaytsev adalah fiksi dalam film Enemy at the Gates (diperankan oleh Jude Law), yang mendapat inspirasi dari buku nonfiksi Enemy at the Gates: The Battle for Stalingrad, ditulis oleh sejarawan William Craig.



2.  Simo Hayha
(December 17, 1905 – April 1, 2002)

Simo Hayha adalah tentara Finlandia, dan pemegang rekor sebagai penembak jitu yang membunuh tentara musuh terbanyak dalam berbagai perang besar.

Dia dikonfirmasi telah membunuh lebih dari 500 tentara musuh selama Perang Musim Dingin antara Finlandia dan Uni Soviet (1939-1940). Semua itu dicapai dalam 100 hari, pada temperatur antara -20 dan -40 derajat Celsius. Rekor terbaik Hayha adalah membunuh 25 tentara dalam satu hari ! No Wonder kalo dia disebut unstoppable oleh Tentara Soviet. Julukan keren lain darinya dalam bahasa Soviet adalah   "Belaya Smert" (Kematian Putih). Well, he's totally unstoppable badass! Rekor tersebut cukup membuat Robocop, Terminator dan Rambo tertunduk malu.


Bagaimana Hayha membunuh begitu banyak tentara musuh tetapi tidak terdeteksi?  Berikut adalah beberapa taktik yang digunakan oleh Hayha :


  • Hayha lebih menyukai membidik (iron sights) daripada menggunakan teleskop untuk melihat targetnya (penembak jitu harus mengangkat kepalanya lebih tinggi bila menggunakan teleskop), untuk mencegah risiko visibilitas (teleskop dapat menimbulkan kabut dengan mudah sehingga menghalangi penglihatan), dan membantu penyamaran (cahaya pantulan sinar matahari pada lensa teleskop dapat menunjukkan posisi penembak jitu).
  •  Hayha membekukan salju di depannya sehingga ketika ia menembak tidak menimbulkan hembusan salju yang dapat menunjukkan posisinya.
  • Hayha selalu memasukkan salju kedalam mulutnya sehingga ketika ia bernapas tidak menimbulkan kabut yang dapat menunjukkan posisinya.


Pada tanggal 2 Maret 1940, beberapa tetntara Soviet yang beruntung berhasil menembak Häyhä di bagian rahang, dan menyebabkan dia koma. Häyhä  kembali sadar pada tanggal 13 Maret, tepat pada hari perjanjian perdamaian diumumkan.

Tak lama setelah perang, Häyhä dipromosikan langsung dari kopral ke letnan dua. Tidak ada orang lain yang pernah mendapat posisi yang sedemikian cara cepat dalam sejarah militer Finlandia.


0 comments:

Posting Komentar